07
2024/08
Memahami bias kognitif dalam trading: Wawasan dari trader berpengalaman
Tidak ada jalan pintas atau cara mudah dalam trading, terutama karena “trading bersifat kontra-intuitif.” Zona nyaman Anda akan secara bertahap terkikis, dan keunggulan Anda akan merata saat Anda berpartisipasi. Mereka yang dapat beradaptasi dengan proses penggilingan ini mungkin berhasil, sementara yang tidak akan gagal.
Di sini, trader berpengalaman berbagi wawasan mereka tentang bias kognitif yang secara signifikan mempengaruhi penilaian pasar dan menentukan hasil trading.
Trader 1
Trader teratas terutama menguasai berbagai manifestasi sifat manusia dalam trading, menemukan kelemahannya, dan secara aktif melawannya. “Aturan Trading Turtle” mencantumkan beberapa bias kognitif yang secara signifikan mempengaruhi sebagian besar trader.
Loss Aversion (Keengganan terhadap Kerugian)
Banyak trader lebih memilih untuk tidak menghasilkan keuntungan daripada menghentikan kerugian, yang mengarah pada kehancuran akun. Trader profesional, bagaimanapun, tegas dalam menghentikan kerugian, menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa seperti minum air atau makan.
Sunk Cost (Biaya Tenggelam)
Biaya tenggelam adalah biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak dapat dipulihkan. Banyak trader berusaha keras untuk memulihkan biaya ini, yang mengarah pada keputusan yang buruk. Penting untuk menghentikan kerugian ketika diperlukan dan tidak terlalu fokus pada biaya tenggelam.
Aversion to Uncertainty (Keengganan terhadap Ketidakpastian)
Juga dikenal sebagai efek disposisi, ini mengacu pada mengambil keuntungan lebih awal karena ketidaksukaan terhadap ketidakpastian. Trading yang sukses membutuhkan penerimaan ketidakpastian dan bertahan pada pasar yang sedang tren daripada mengambil keuntungan lebih awal.
Outcome Bias (Bias Hasil)
Bias ini membuat trader menilai trading berdasarkan hasilnya daripada logikanya. Trader profesional fokus pada logika trading, percaya bahwa bahkan trading yang merugi pun baik jika logikanya benar.
Recency Bias (Bias Kekinian)
Trader sering kali memberikan lebih banyak pentingnya pada data atau pengalaman terbaru, sering mengubah metode mereka setelah kerugian. Memahami bahwa setiap metode memiliki periode yang tidak menguntungkan dan melihat gambaran yang lebih besar sangat penting.
Trend and Herding Effects (Efek Tren dan Herding)
Banyak trader tidak memverifikasi informasi sendiri untuk mengikuti kerumunan. Wawasan sangat penting untuk menghindari efek ini dan memastikan keputusan didasarkan pada analisis pribadi daripada opini populer.
Anchoring Effect (Efek Jangkar)
Trader sangat bergantung pada informasi awal (jangkar), tetap tidak tergerak ketika harga turun tetapi buru-buru keluar ketika harga rebound. Menetapkan strategi keluar yang masuk akal dan mentolerir penurunan diperlukan untuk melawan efek ini.
Trader 2
Dalam trading, sifat manusia dapat diringkas sebagai keserakahan dan ketakutan. Melawan ini adalah esensi dari “menjadi kontra-intuitif.” Mengatasi ini membutuhkan disiplin diri dan strategi yang efektif.
- Fear of Losing (Takut Rugi): Trader sering memiliki ruang stop-loss yang tidak masuk akal dan sering melakukan stop-loss, meninggalkan prediksi yang benar. Kerugian yang signifikan dapat membuat mereka melewatkan tren atau ragu untuk trading ketika tren muncul.
- Fear of Winning (Takut Menang): Setelah mendapatkan kesempatan, trader mungkin mengamankan keuntungan cepat dan keluar lebih awal, menyimpang dari strategi mereka. Memahami ritme pasar dan tetap berpegang pada strategi sangat penting.
Subjektivitas tidak dapat dihindari dan mencerminkan pemahaman pasar. Ini dapat membawa keserakahan dan ketakutan, tetapi kepatuhan yang ketat terhadap disiplin trading dapat mengurangi efek ini.
Keserakahan dan ketakutan berasal dari ketidaktahuan tentang yang tidak diketahui. Memahami pasar, risiko, dan tujuan trading dapat membantu menghilangkan perasaan negatif ini.
Trader 3
Sistem trading perlu lebih kontra-intuitif; kepatuhan terhadapnya adalah.
Ada banyak sistem yang menguntungkan, tetapi semuanya bertemu pada tingkat yang berbeda dari mengikuti tren. Setelah Anda memiliki sistem trading yang menguntungkan, Anda harus mengikutinya secara kontra-intuitif.
- Anda mulai trading dengan sistem dan menghasilkan uang. Jika sistem menggunakan posisi 10% untuk menghasilkan $1.000, meningkatkannya menjadi 50% harus menghasilkan $5.000. Anda mengubahnya dan akhirnya menghancurkan akun Anda.
- Anda mulai trading dengan sistem dan menghasilkan uang. Suatu hari sistem menyarankan posisi long, tetapi ada garis resistensi! Anda melewatkan trading dan akhirnya kalah. Hari lain, sistem menyarankan untuk menghentikan kerugian, tetapi ada dukungan tepat di bawahnya, jadi Anda melewatkan stop loss dan kalah lebih banyak.
- Anda mulai trading dengan sistem, tetapi kerugian mengguncang kepercayaan diri Anda. Sistem memberi sinyal masuk, tetapi Anda tidak mengambilnya, berpikir itu titik masuk yang buruk. Tren besar kemudian terjadi, dan Anda melewatkannya.
- Anda mulai trading dengan sistem, menghasilkan keuntungan 10% di paruh pertama bulan ini dan kehilangan 8% di paruh kedua. Bulan berikutnya, Anda menghasilkan 10% lagi di paruh pertama dan berpikir Anda harus berhenti, hanya untuk menemukan bahwa sistem dapat menghasilkan 40% dalam sebulan.
- Anda mulai trading dengan sistem tetapi memperhatikan bahwa sistem itu ketinggalan beberapa pergerakan pasar, jadi Anda terlalu mengoptimalkannya, menyebabkan sistem itu gagal dan kehilangan uang.
Kesimpulan
Memahami dan melawan bias kognitif sangat penting untuk trading yang sukses. Dengan belajar dari trader berpengalaman dan mengikuti strategi yang disiplin, trader dapat menavigasi proses trading pasar yang menantang namun bermanfaat, meningkatkan peluang mereka untuk menghasilkan keuntungan yang substansial dan bertahan lama.