14

2024/08

8 aturan emas investasi dari John Templeton

John Templeton, dikenal sebagai “pemburu murah,” adalah salah satu investor paling berwawasan dan sukses di abad ke-20. Ia mendapatkan reputasinya dengan mencari saham yang undervalued dan melakukan investasi yang berani serta terukur, yang membuahkan hasil dengan sempurna.

Langkah Berani di Masa Krisis

Pada tahun 1939, ketika Perang Dunia II semakin dekat, pasar diliputi ketakutan dan pesimisme. Templeton, yang saat itu bekerja di Rockefeller Center di Manhattan, melakukan langkah yang berani. Ia meminjam $10.000 dari bosnya dan menginvestasikannya pada saham-saham yang sangat undervalued, beberapa di antaranya berada di ambang kebangkrutan.

Riset mendalam dan pemahaman Templeton tentang pasar menghasilkan hasil yang luar biasa meskipun berisiko. Dalam empat tahun, $10.000 awalnya tumbuh menjadi $40.000, mengukuhkan reputasinya sebagai “pemburu murah.”

Diversifikasi Global: Strategi Utama

Templeton sangat mendukung diversifikasi global, percaya bahwa peluang investasi terbaik bisa ditemukan di mana saja di seluruh dunia, bukan hanya di satu negara.

Selama 40 tahun, ia menjelajahi pasar global untuk menemukan saham-saham yang undervalued. Matanya yang tajam untuk melihat nilai terlihat jelas saat ia mengunjungi Jepang dan menyaksikan industrialisasi cepat negara tersebut.

Saat itu, rasio harga terhadap pendapatan (P/E) saham Jepang hanya 4, dibandingkan dengan 19,5 untuk saham AS, meskipun ekonomi Jepang tumbuh lebih cepat. Menyadari peluang tersebut, Templeton berinvestasi besar-besaran di pasar Jepang. Ketika Jepang mencabut pembatasan bagi investor asing pada tahun 1960, Templeton Growth Fund secara resmi memasuki pasar. Pada akhir 1980-an, setelah saham Jepang melonjak, ia mulai menjual kepemilikannya, menandai kemenangan lain dalam karier cemerlangnya.

Delapan Aturan Emas Investasi

Filosofi investasi Templeton dapat disimpulkan dalam delapan aturan emas yang telah membimbing banyak investor sukses:

  1. Beli Ketika Orang Lain Menjual, dan Jual Ketika Orang Lain Membeli: Manfaatkan pesimisme pasar dan jual saat euforia.
  2. Cari Nilai yang Mendalam: Tawaran terbaik ditemukan ketika Anda bisa membeli aset senilai $1 dengan harga 20 sen.
  3. Hindari Kesalahan Terbesar:Satu-satunya cara untuk menghindari kesalahan adalah tidak berinvestasi sama sekali – tetapi itu adalah kesalahan terbesar.
  4. Gunakan Uang Tunai untuk Pembelian:Bayar investasi dengan uang tunai untuk menghindari hutang dan biaya bunga.
  5. Waspadai Empat Kata yang Paling Mahal:“Kali ini berbeda” adalah pola pikir yang mahal.
  6. Fokus pada Nilai, Bukan Tren:Investasikan pada nilai, bukan pada tren pasar yang singkat atau prediksi ekonomi.
  7. Terimalah Ketidakpastian:Masa depan tidak dapat diprediksi, tidak peduli seberapa banyak riset yang Anda lakukan.
  8. Beli Saat Panik dan Tahan:Beli saham saat panik dan tahan; keuntungan kemungkinan akan mengikuti dalam jangka panjang.

Karier Legendaris

Lahir pada 29 November 1912, di Winchester, Tennessee, Templeton menghadiri Universitas Yale dengan beasiswa, lulus dengan pujian pada tahun 1934. Ia kemudian menerima Beasiswa Rhodes yang bergengsi dan meraih gelar master dalam bidang hukum dari Balliol College, Oxford. Investasi paling terkenal Templeton terjadi selama hari-hari suram tahun 1939 ketika ia membeli saham di 104 perusahaan AS, masing-masing dihargai di bawah $1 per saham. Taruhan berani yang bertentangan ini mengubah investasi $10.000 menjadi lebih dari $40.000 dalam empat tahun.

Kepercayaan Templeton dalam investasi kontrarian—melawan arus—merupakan kunci kesuksesannya. Ia berpendapat bahwa kekayaan akan mengikuti mereka yang tetap tenang, menghindari kecemasan, dan berpegang pada investasi yang disiplin. Pandangannya yang luar biasa, riset yang ketat, dan pendekatan disiplin mengarah pada salah satu kisah sukses investasi terbesar di abad ke-20.

Kehidupan dan warisan John Templeton menginspirasi investor di seluruh dunia, mengingatkan mereka tentang nilai kesabaran, disiplin, dan keberanian untuk bertindak saat orang lain ketakutan.

Sebelumnya
Berikutnya