06
2024/08
16 Strategi trading efektif yang harus dipelajari setiap trader
Dengan menggabungkan berbagai strategi, trader dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk mengelola risiko, mengidentifikasi tren, dan memaksimalkan keuntungan mereka. Berikut adalah 16 strategi trading efektif, masing-masing dengan pendekatan dan metodologi uniknya.
Strategi 1: Strategi Pembukaan Lelang
Pertarungan harga pembukaan adalah fokus signifikan bagi para trader. Idenya sederhana: memprediksi tren hari berdasarkan kenaikan atau penurunan dalam waktu tertentu setelah pasar dibuka. Strategi ini bekerja dengan baik pada grafik 1-menit, 3-menit, dan 5-menit dengan parameter minimal, sehingga ruang untuk optimalisasi sangat sedikit.
Strategi 2: Strategi Aberasi Asing Klasik
Dibuat oleh Keith Fitschen pada tahun 1986, sistem trading legendaris ini pernah mencapai pengembalian tahunan lebih dari 100%. Sistem Aberasi menggunakan tiga pita untuk trading. Ini menghitung rata-rata aritmatika dari harga penutupan selama beberapa hari terakhir (MA) sebagai pita tengah (MID). Ini menggunakan deviasi standar dari harga penutupan (std) untuk mengukur volatilitas, menghitung pita atas (MID + m * std) dan pita bawah (MID – m * std). Beli saat harga menembus pita atas dan tutup posisi saat kembali ke pita tengah; sebaliknya, jual saat harga menembus pita bawah dan tutup posisi saat kembali ke pita tengah.
Strategi 3: Strategi Trading Turtle
Metode Trading Turtle, yang dikembangkan oleh Richard Dennis, sederhana namun efektif. Ini membuktikan bahwa strategi sederhana dengan ekspektasi positif ketika diterapkan secara konsisten dan luas, dapat mengubah siapa pun menjadi trader yang sukses. Meskipun berasal dari tahun 1980-an, metode ini masih berfungsi dengan baik di pasar berjangka hingga hari ini.
Strategi 4: Strategi Intraday Dual Thrust
Dikembangkan oleh Michael Chalek pada tahun 1980-an, strategi Dual Thrust tetap menjadi salah satu sistem trading paling klasik, dan kinerjanya baik di pasar berjangka. Strategi intraday ini menghitung lebar saluran berdasarkan harga tertinggi, terendah, dan penutupan hari sebelumnya. Ini menetapkan pita atas dan bawah di atas dan di bawah harga pembukaan dengan lebar ini. Beli saat harga menembus pita atas dan jual saat menembus pita bawah. Posisi harus ditutup pada akhir hari trading.
Strategi 5: Strategi Moving Average Tunggal
Strategi ini menggunakan moving average tunggal untuk menentukan arah pasar yang bullish atau bearish. Dengan pemahaman yang cukup tentang esensi pasar, moving average tunggal dapat menguntungkan.
Strategi 6: Strategi Breakout Channel
Metode trading tren yang umum dan klasik, breakout channel mendefinisikan tren berdasarkan terobosan harga dari channel atas dan bawah. Dengan hasil backtesting historis yang baik, strategi ini menggunakan moving average sebagai pita tengah dan menambahkan channel di atas dan di bawahnya. Beli saat harga menembus channel atas, jual saat harga menembus channel bawah, dan tutup posisi saat harga kembali ke pita tengah.
Strategi 7: Strategi Manajemen Posisi
Manajemen dana sangat penting dalam trading, dan bagian penting dari itu adalah manajemen posisi. Menggunakan metode manajemen posisi yang berbeda pada berbagai tahap dapat menghasilkan hasil trading yang berbeda. Strategi trading yang baik dengan manajemen posisi yang buruk mungkin tidak mencapai pengembalian yang diharapkan. Bahkan bisa mengakibatkan kerugian, sementara strategi dengan ekspektasi negatif bisa menjadi sukses dengan manajemen posisi yang tepat.
Strategi 8: Strategi Stochastic Oscillator
George Lane memperkenalkan stochastic oscillator (%K, %D) bertahun-tahun lalu. Ini didasarkan pada ide bahwa harga penutupan cenderung mendekati bagian atas rentang harga dalam tren naik dan mendekati bagian bawah dalam tren turun.
Strategi 9: Strategi Trailing Stop
Dalam strategi trading otomatis yang mengikuti tren, posisi sering keluar saat tren berbalik. Untuk mencegah pengembalian keuntungan yang signifikan, trailing stop dapat ditambahkan ke rencana awal, keluar dari posisi saat titik tinggi atau rendah sederhana ditembus.
Strategi 10: Strategi Volume dan Harga
Menambahkan kondisi terkait volume ke strategi trading dapat menyaring trading sampai batas tertentu. Ketika volume tidak mencukupi, strategi menghindari membuka posisi, menyaring beberapa breakout palsu. Namun, kondisi tambahan ini mungkin menyebabkan peluang terlewatkan dalam tren signifikan.
Strategi 11: Strategi Relative Strength Index (RSI)
Diperkenalkan oleh J. Welles Wilder dalam bukunya tahun 1978 “New Concepts in Technical Trading Systems,” RSI mengatasi masalah dengan deviasi nilai indeks osilasi dan penyesuaian batas. RSI tinggi menunjukkan tren bullish, mendorong posisi panjang, sementara RSI rendah menunjukkan tren bearish, mendorong posisi pendek.
Strategi 12: Strategi Bias (BIAS)
Dalam analisis teknis, bias mengacu pada perbedaan antara indeks pasar atau harga penutupan dan harga moving average. Bias besar menunjukkan tren bullish, mendorong posisi panjang, sementara bias kecil menunjukkan tren bearish, mendorong posisi pendek.
Strategi 13: Strategi Moving Average Channel
Trading berdasarkan moving average tunggal dapat mengakibatkan stop-out yang sering selama pasar berombak. Untuk mengatasi ini, channel ditambahkan di atas dan di bawah moving average, berfungsi sebagai pita atas dan bawah. Beli saat harga menembus pita atas, jual saat harga menembus pita bawah, dan tutup posisi saat harga kembali ke pita tengah.
Strategi 14: Strategi Double Moving Average
Moving average adalah indikator dan alat yang paling umum digunakan dalam trading. Mereka mewakili harga rata-rata selama periode tertentu dan dapat berfungsi sebagai batas bullish atau bearish. Dengan menggunakan dua moving average, tren diidentifikasi berdasarkan posisi relatif mereka, dan terobosan harga menentukan titik masuk.
Strategi 15: Strategi Commodity Channel Index (CCI)
Dikembangkan oleh Donald Lambert pada tahun 1980-an, CCI mengukur apakah harga saham, forex, atau logam mulia telah bergerak di luar rentang distribusi normal. Menurut literatur analisis teknis klasik, ketika CCI di atas +100, tetapkan posisi panjang; ketika di bawah -100, tetapkan posisi pendek. Tutup semua posisi di antara dua garis ini.
Strategi 16: Strategi Breakout Harga Penutupan
Dalam trading algoritmik, strategi breakout adalah salah satu yang paling sering digunakan. Membandingkan harga saat ini dengan harga N periode lalu menentukan apakah pasar berada dalam tren bullish atau bearish. Jika harga saat ini lebih tinggi dari harga N periode lalu, ini menunjukkan tren bullish; jika lebih rendah, ini menunjukkan tren bearish.
16 strategi trading ini menawarkan berbagai pendekatan untuk menyesuaikan kondisi pasar dan gaya trading yang berbeda. Baik Anda lebih suka trading intraday jangka pendek atau mengikuti tren jangka panjang, ada strategi yang dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan Anda.